Rabu, 28 Maret 2012

Ayo Mengenalkan Daging dan Sayuran Untuk Bayi


Orangtua seringkali bingung ketika memperkenalkan makanan padat kepada bayinya. Apakah sebaiknya memberikan daging dulu sebelum sayuran, atau justru sebaliknya. Beberapa ahli menyarankan untuk memberi sayur terlebih dahulu agar bayi terbiasa banyak memakan sayuran sedari kecil.

Awalnya, para ahli menyarankan agar anak-anak dikenalkan dengan makanan padat ketika menginjak usia 4 bulan. Namun rekomendasi itu diubah menjadi usia 6 bulan beberapa tahun yang lalu. Alasannya, dengan menunda bayi untuk mengenal makanan padat, resiko untuk mengalami alergi dan obesitas dapat diturunkan.

Namun dalam hal urutan makanan apa yang sebaiknya lebih dulu dikenalkan, penelitian yang mempelajari hal ini masih sedikit. Belum ada kesepakatan di antara ahli nutrisi bayi mengenai makanan apa yang sebaiknya diberikan lebih dulu kepada bayi.

Frank Greer, ketua komite nutrisi dari American Academy of Pediatrics, memiliki pendapat yang menarik tentang topik ini. Penelitiannya menunjukkan bahwa makalah yang menerbitkan isu tentang topik ini memang masih sedikit. Namun, tradisi lebih dulu menganjurkan urutan makanan yang sebaiknya diperkenalkan lebih dulu kepada bayi.

Secara tradisional, kebanyakan orangtua memilih untuk memperkenalkan sayuran terlebih dahulu sebelum memberikan daging. Pola makan nabati menjadi makin populer dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa ahli juga menyarankan orangtua agar tidak terburu-buru mengenalkan daging merah kepada bayi. Daging memang merupakan sumber zat besi yang baik, tetapi bukan satu-satunya sumber.

"Beberapa orangtua juga prihatin apabila memberi makan bayinya dengan daging dari hewan yang tidak diberi makan secara organik. Beberapa orangtua yang cerdas juga memutuskan untuk memberikan bayinya dengan makanan buatan sendiri. Dengan cara itu, orangtua tahu bahan-bahan apa yang ada di dalamnya dan dapat mengontrol kualitas daging dan sayuran," kata Dr Peter Nieman, dokter anak di Alberta Children’s Hospital di Kanada yang menjabat sebagai presiden Section of Community Pediatricians for the Canadian Pediatric Society seperti dilansir The Globe and The Mail, Jumat (16/3/2012).

Dr Nieman juga menyarankan orangtua untuk memastikan sayuran sudah dicacah dalam bentuk sup atau bubur untuk mencegah bahaya tersedak. Sayuran berwarna terang akan lebih baik, misalnya jeruk, wortel, juga sayuran berwarna kuning atau hijau yang kaya antioksidan dan fitonutrien.

Jika hendak memberikan daging, potonglah kecil-kecil untuk menghindari tersedak. Memotong daging seukuran uang receh berbahaya karena dapat tersangkut di dalam trakea. Semakin sedikit memberikan daging olahan akan semakin baik untuk membatasi asupan kimia dan kandungan sodium. Memberikan daging tiga kali seminggu sudah cukup banyak untuk bayi


Selasa, 27 Maret 2012

Mengenal Sekilas Demam pada Anak


Demam merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal. Menurut Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K) , anak dikatakan  demam apabila suhu tubuh yang diukur dari ketiak menunjukkan suhu di atas 37,5 C. Selanjutya suhu tubuh diukur setiap 6 jam, apabila hanya pada satu kali pengukuran saja sepanjang hari tersebut ditemukan suhu diatas normal, tidak dianggap demam. Dikatakan demam, apabila anak ditemukan paling sedikit dua kali pengukuran suhunya di atas normal.  Namun, sepanjang dia masih aktif, orang tua tidak perlu terlalu khawatir, karena berarti anak belum menderita sakit berat. Tanda anak sakit berat akan terlihat sayu, tidur gelisah, tidak mau main, tidur terus sepanjang hari, aktivitas menurun, nafsu makan menghilang, rewel, dan lain sebagainya.


Demam Bukanlah Penyakit

Menurut dr. Yuni Kurnia, Sp.A, demam bukanlah penyakit tetapi merupakan gejala atau pertanda akan datangnya suatu penyakit. Demam dibedakan :

     Demam tidak tinggi, terjadi saat anak ataupun orang dewasa kekurangan cairan atau dehidrasi, sehingga suhu tubuh menjadi naik.

    Demam tingggi, terjadi saat infeksi virus atau bakteri menyerang, sehingga terjadi peningkatan pirogen (zat pencetus panas). Infeksi antara lain menyerang saat kulit terluka, infeksi pernafasan, infeksi telinga, influenza, selesma, campak, demam berdarah, TBC, typhus, infeksi saluran kemih, da n lain sebagainya. Saat virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, sel darah putih melepaskan beberapa zat, termasuk pirogen yang berfungsi mengerahkan sel-sel darah putih ke lokasi untuk menyerang patogen dan juga menimbulkan panas sebagai mekanisme untuk melawan patogen. Selain karena infeksi, demam juga bisa disebabkan inflamasi (peradangan), keganasan  (misal, penyakit tumor, kanker), bayi saat tumbuh gigi, maupun gangguan pada pusat syaraf pengaturan suhu tubuh.


Obat Penurun Panas

Kapan saat yang tepat untuk memberikan obat antipiretik atau penurun panas pada anak? Jika anak tidak menunjukkan perilaku kegawatdaruratan, ceria, aktif, masih bisa bermain, dan suhu tubuhnya masih di bawah 38 C, maka obat antipiretik belum diperlukan. Perlu diingat bahwa obat antipiretik hanya berfungsi untuk menurunkan panas saja, namun tidak mengobati penyebab demamnya. Namun, jika anak gelisah, rewel, tidak nyaman, lemas, dan suhu tubuhnya di atas 38 C, maka segera berikan obat antipiretik. Berikan obat antipiretik yang aman untuk anak, seperti parasetamol, asetaminofen, dan ibuprofen sesuai dengan takaran dan usia anak. Hentikan pemberian obat saat suhu tubuh mulai turun, supaya tidak menutupi gejala yang akan memberikan petunjuk mengenai penyakit yang menyerang.



Pertolongan Pertama

Bila suhu tubuh anak terasa panas, orang tua tidak perlu terburu-buru ke dokter. Berikan pertolongan pertama dengan :

1. Biarkan anak istira hat ditempat yang nyaman. Pakaikan baju yang longgar dan nyaman serta jangan diselimuti kain yang tebal, karena bisa mengganggu keluarnya panas tubuh, kecuali anak menggigil kedinginan.

2. Kompreslah menggunakan air hangat. Jangan gunakan es atau air dingin karena bisa mengakibatkan anak menggigil kedinginan, dan jangan gunakan alkhohol, karena bisa mengakibatkan iritasi kulit. Kompreslah kening, perut, atau bagian-bagian tubuh lain yang panas.

3. Perbanyak cairan dengan minum air putih atau cairan  lain seperti ASI, susu, kuah sayuran, syrup, atau jus buah, untuk menghindari dehidrasi. Hindari makanan berlemak dan makanan yang sulit dicerna, supaya tidak membebani saluran cerna.

4. Jika panas lebih dari 38 C, maka berikan obat antipiretik (penurun panas). Saat demam turun, hentikan pemberian obat antipiretik supaya tidak menutupi gejala penyakit berikutnya.
Jika demam berlanjut, bawalah anak ke dokter untuk mendapatkan pertolongan berikutnya.


Meskipun demam bukanlah penyakit, tapi orang tua harus selalu waspada karena bahaya bisa saja mengancam di baliknya. Apalagi untuk demam tinggi yang berturut-turut selama tiga hari atau demam yang naik turun, disertai kondisi anak yang semakin lemah, maka perlu dilakukan observasi yang lebih mendalam oleh dokter.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Photobucket